Rabu, 18 September 2013
SEKEDAR IMPROFISASI DARI BLOG TETANGGA BUAT WACANA SAJA OM....
Fulwaving Honda Beat
Alternator Honda Beat terletak di sebelah kanan, di sisi knalpot … tepatnya di balik kipas pendingin mesin.
Sekarang perhatikan soket kabel yang menuju stator … di situ ada 3 jalur kabel: putih (spul pengisian/charging), kuning (spul lampu), dan biru-kuning (jalur pulser, untuk sinyal timing pengapian).
Spul lampu nggak digunakan lagi, jadi lepaskan kabel kuning dari soket
kabel tadi, lalu isolasi agar nggak mudah konslet ke mana-mana.
Sudah?
Pasang kembali stator ke tempatnya semula … sekarang kita lakukan tes
sedikit tuk meyakinkan modifikasi sudah benar atau belum
Ambil multimeter (saya pakai yang digital), set ke range “continuity” … multimeter bakal berbunyi beep kalau kedua probe/tester merah & hitam saling disentuhkan.
Dari
soket stator, pasang masing-masing probe multimeter pada jalur kabel
putih dan kabel ekstra. Multimeter HARUS berbunyi. Jika tidak, pertanda
ada salah satu jalur yang putus, atau kemungkinan terburuk, kawat spul
yang putus!
Lanjut,
sekarang antara kabel putih dan ground/rangka … multimeter harus TIDAK
berbunyi. Begitu juga antara kabel ekstra dengan ground/rangka. Jika
berbunyi, kawat spul masih terhubung dengan ground, berarti modifikasi
fullwave belum berhasil.
Nah, setelah lulus uji, stator tersebut siap menjadi stator fullwave — alias, nggak ada sedikit pun kawat kumparan yang terhubung dengan ground/rangka …
Well, setelah berhasil, kita akan lanjut k proses setting kiprok :)
Kini saatnya mengganti regulator (kiprok) bawaan motor dengan regulator fullwave.
Di sini saya memakai regulator milik Honda Tiger. Harga regulator ini
sekitar Rp 250rb (branded AHM). Atau bisa menggunakan regulator Tiger
produk lain (non-AHM) yang hanya berharga Rp 80rb.
Regulator
Tiger berukuran sedikit lebih lebar dibanding regulator bawaan Honda
Beat. Jadi pinter-pinter menentukan lokasi pemasangannya Usahakan nggak jauh dari posisi alternator dan aki, biar irit kabel, huehuehue
Nah,
regulator ini memiliki 5 pin/kaki/terminal … 3 pin di atas (kita urut
menjadi pin #1, #2, dan #3) dan 2 pin di bawah (kita urut menjadi pin #4
dan #5). Jangan lupa soket kabel untuk regulatornya … bisa dibeli di
toko-toko elektronik atau toko onderdil mobil. Biasanya dikenal dengan
sebutan “soket 6-kaki baring”. Atau bilang aja soket kontak mobil.
Nah,
sebelum instalasi jalur kabel, jangan lupa cabut fuse 15A atau lepas
kabel terminal “+” aki agar nggak terjadi short/konslet secara nggak
sengaja.
Oke.
Perhatikan lagi kabel-kabel dari stator … Di situ terdapat 3 kabel
standard (putih, kuning, dan biru-kuning), plus satu kabel ekstra
(cokelat). Kabel kuning nggak digunakan karena sudah dilepas dari soket
kabel dan diisolasi, sementara kabel biru-kuning nggak diganggu gugat
(ini jalur positif pulser yang mengatur timing pengapian di CDI). Kabel
putih masih duduk manis di soket stator. Jadi sisa kabel ektra (cokelat
yang belum terpasang) … inget, kabel ekstra ini sama seperti kabel
putih, yaitu sebagai jalur pengisian (charging).
Nah,
di soket regulator lama ada 4 kabel terpasang, yaitu: jalur positif aki
(kabel merah), jalur ground (kabel hijau), jalur pengisian (kabel
putih), dan jalur lampu (kabel kuning).
Dari
soket lama tadi, pindahkan kabel merah ke pin #1 regulator Tiger.
Lanjut, pindahkan kabel hijau ke pin #3 regulator Tiger. Lanjut lagi,
pindahkan kabel putih ke pin #4 regulator Tiger.
Untuk
kabel kuning, gabungkan dengan jalur output kunci kontak (kabel hitam,
bisa diambil dari fuse 10A) dan pindahkan ke pin #2 regulator Tiger. Pin
#2 merupakan jalur “voltase referensi”. Di sini kita bakal memonitor
tegangan aki melalui jalur “+” output kunci kontak — kunci kontak terhubung dengan jalur positif aki melewati fuse 10A. Jadi fungsi monitoring aktif jika kontak pada posisi ON.
Sementara
jalur lampu (lampu utama & lampu senja) mengambil suplai listrik
dari aki melalui jalur output kunci kontak. Itulah kenapa kabel kuning
tadi kita jumper dengan kabel hitam dari output kunci kontak. Dengan
begitu lampu hanya bisa dinyalakan jika kunci kontak pada posisi ON.
Nah,
sisa satu pin lagi … Inget kabel ekstra dari stator? Sekarang pasang
kabel ini LANSUNG ke pin #5 regulator Tiger (boleh bolak-balik dengan
kabel putih, pin #4). Maksudnya “LANGSUNG”, jalur ini nggak boleh
numpang ke jalur lain … jadi dari spul langsung ke regulator. Itulah
kenapa saya minta gunakan kabel ekstra yang rada panjang
Skema pemasangan secara lengkap bisa dilihat di bawah:
Sudah
terpasang semua? Sekarang coba hidupkan mesin motornya … Fuse aki (15A)
dan/atau kabel terminal aki jangan dipasang dulu. Kemudian nyalakan
mesin motor dengan starter kaki (engkol). Bisa menyala? Ok, matikan!
Berarti modifikasi alternator dan regulator fullwave berfungsi dengan
baik.
Sekarang
pasang kembali fuse 15A dan/atau kabel terminal aki yang dilepas tadi.
Kemudian ON-kan kunci kontak dan nyalakan lampu utama. Jika menyala,
berarti jalur lampu terpasang dengan baik. Ok, matikan lampunya
Lanjut,
ukur voltase di terminal aki menggunakan multimeter. Perhatikan angka
di multimeter … itu menunjukkan nilai voltase aki (biasanya kisaran
12.3~12.8V). Kemudian nyalakan kunci kontak dan mesin (boleh pake
starter elektrik, boleh pake starter engkol). Lihat lagi angka di
multimeter. Nilainya harus lebih tinggi dari 12V … kisaran 13~15V,
pertanda output regulator mengambil alih suplai listrik.
Kemudian
nyalakan lampu utama … biasanya voltase bakal turun mencapai 12V atau
kurang dikit … ini normal. Lanjut putar gas sedikit (kira-kira setara
dengan berjalan pada kecepatan 30~40 km/jam). Nilai voltase bakal naik
hingga maksimal 14.5~15.6V … artinya ada suplai dari output regulator.
Nilai ini nggak boleh >16V (baik kondisi tanpa beban maupun beban
penuh) karena beresiko “menyiksa” aki dan komponen elektrik lainnya,
termasuk CDI! Jika output regulator >16V, periksa jalur voltase referensi terpasang dengan baik … atau … dengan terpaksa ganti regulator Dan
pada kondisi beban penuh, voltase juga nggak boleh kurang dari 12.8V.
Kurang dari itu, aki bakal tekor karena tidak terisi (charge) dengan baik.
Selesai!
beuuhhh ribet bener yak
BalasHapusBosse kalo untuk Honda Revo yg FI gimana ya
BalasHapusBosse kalo untuk Honda Revo yg FI gimana ya
BalasHapusOm, boleh minta alamat bengkel y ?
BalasHapusAlamat bengkel nya dmna mas ?? Saya lagi butuh bgt niih
BalasHapuspuyeng sya baca.ny klo ga di praktek kan langsung..
BalasHapusMantap trima kasih ilmunya. cepa di mengerti..
BalasHapusMantap bner... Tutor nya lengkap..!
BalasHapusTernyata saya praktekkan,,dan BERHASIIIIIIILLLLLLL......👍👍👍
BalasHapusMantap sekali coba langsung Joss
BalasHapusMantaf mas sangat membantu
BalasHapusMemang rumit bagi pemula tapi sebenarnya ini yg tepat dan jelas.Dibandingkan sebagian channel yg di YouTube kalo diikuti malah sebentar dipakai tekor dan redup karena masih hw kalo cara anda udah fullwave. MANTUL!!!
BalasHapusbang ad ano wa mau tanya tanya
BalasHapus